🐢 Khutbah Jumat Tentang Ikhlas Dalam Beribadah

Jumat24 Sep 2021 04:50 WIB. Red: Ani Nursalikah. 0. Naskah Khutbah Jumat: Keikhlasan. Foto: ANTARA/Wahyu Putro A. Allah memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan. REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sucipto , Dosen FKIP UAD, Pengurus PCIM Tiongkok, sedang menempuh kuliah doktoral di Central China Normal University. AlHafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Makna al-a'malu bin niyat adalah amalan itu menjadi baik atau rusak, diterima atau ditolak, diberi pahala atau tidak, tergantung niatnya. Jadi, hadits ini menjelaskan tentang hukum syar'i yaitu baik buruknya suatu amalan terganutung baik dan buruknya niat.". Ibadallah, Dikarenakan keikhlasan Bacajuga: Khutbah Jumat: Corona Sebagai Sarana untuk Mengistirihatkan dari Urusan Dunia. Lawan dari sifat sabar keluh kesah (jaza') yang merupakan perbuatan tercela, atau kufur yang akan membawa kepada kehancuran. Tidak ada pilihan bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan ini ketika mendapatkan musibah atau ujian kecuali harus bersabar. BacaJuga: Ringkasan Khutbah Jumat: Wajah Calon Penghuni Surga Takwa merupakan hasil dari proses tazkiyatun nafs. Juga merupakan modal utama untuk kekuatan dan kualitas terbaik diri kita. Terutama dalam rangka membangun indeks manusia Indonesia dari sisi kualitas. Salah satunya dengan membaca dan mengamalkan ayat-ayat Al-Quran. KhutbahJumat tentang Ikhlas yang diajarkan agama. (Foto: Freepik) Beramal dengan sebaik-baiknya (Itqaan Al-amal). Seorang muslim yang mengaku ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan menjalankan perbuatan itu dengan sebaik baiknya tidak boleh sembarangan. Amal tidak ada kaitannya dengan honor atau imbalan sehingga salah bila Ibadallah Barangsiapa yang beramal untuk akhirat, bersungguh-sungguh beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan apa yang Dia cintai dan ridhai, maka ia akan sukses dan mendapatkan keuntungan yang besar. Ia akan mendapatkan buah yang ia suka di dunia dan akhirat. Hal ini merupakan karunia Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Ikhlasmerupakan salah satu aspek diterimanya amal ibadah. Padahal hidup kita ini tidak lain adalah supaya digunakan untuk beribadah. Padahal hidup kita ini tidak lain adalah supaya digunakan untuk beribadah. Oleh karena itu khutbah . Buku Sold Out? Hubungi Kami di 019-2678913. NEWSLETTER; CONTACT US; FAQs; Buku Sold Out? Hubungi Kami di Akanlebih sempurna lagi jika puasa pada hari kesepuluh di bulan Muharram ini juga diikuti dengan puasa pada dua hari yang mengiringinya, yakni tanggal 9 dan tanggal 11 Muharram. Meskipun Nabi Muhammad saw tidak menjalankan puasa ini, tetapi dalam haditsnya, beliau pernah menyampaikan keinginannya untuk melaksanakan puasa di tanggal tersebut. JAKARTA Khutbah Jum'at tentang Ikhlas yang perlu ditanamkan dalam hati setiap Muslim dalam melakukan segala pekerjaan dan perbuatan. Ikhlas dalam hal ini juga bukan hanya asrah atau menerima apa adanya, melainkan kerelaan untuk berjuang dan menyerahkan apa yang telah dilakukan hanya kepada Allah. Sebagaimuslim taat, ikhlas beramal harus kita tanamkan dalam diri supaya rida Allah SWT dapat diperoleh. Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Mempersiapkan Bekal Sebelum Kematian. Baca juga: Khutbah Kesimpulanyang dapat kita tarik dari khutbah yang singkat ini adalah: Mari jadikanlah hari Juma't momentum yang berharga dengan Do'a dan amaliyah yang diridloi Allah Ta'ala. Dan senatiasa mengharap Rahmat Allah Ta'ala, terjauhkan dari api neraka. Amiin ya Rabbal 'alamin. ContohPidato Agama Singkat tentang Belajar Ikhlas dalam Beribadah dan Beramal Ditulis Admin Selasa, 10 Desember 2019 Tulis Komentar Edit Contoh Ceramah Singkat - Ceramah atau pidato keagamaan adalah ceramah yang dilakukan oleh ahli agama atau biasa disebut ustad yang notabennya mempunyai ilmu agama lebih dan dibagikan kepada orang lain fAPi. Assalamualaikum. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai ceramah singkat tentang ikhlas. Baca juga Bahasan Al Bayyinah ayat 5Pidato Singkat tentang InfaqKeutamaan Membaca al-QuranKeutamaan Membaca al-Qur'an beserta DalilnyaSikap Teladan Nabi NuhCara Mengusir Jin Kiriman OrangContoh Pridato Isra' Mi'raj 2022Contoh teks pidato tentang Rasulullah sebagai suri tauladan Kultum Singkat tentang Zakat Beserta DalilnyaCeramah Singkat tentang Hijrah dan IstiqomahSifat Arsy Allah Penuturan Ibnu KatsirMalaikat dan Tugas-tugasnya lengkap dan menarikMalaikat Lebih Unggul dari pada Manusia? Perbedaan PendapatKisah Diciptakannya Jin dan SetanKisah Diciptakannya Nabi Adam dan Hawa Ayat-ayat dan Keunggulan Berikut ini Ceramah singkat tentang ikhlas. Judul “Beribadah kepada Allah harus lah dengan ikhlas” السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مَحَمَّدٍ الطَّاهِرِيْنَ وَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ الصَّحَابَةَ وَ التَّابِعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ Puji dan syukur mari sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah swt. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada baginda alam Nabi kita Muhammad saw. Tidak lupa kepada keluarga dan para sahabatnya serta semoga sampai kepada kita selaku umatnya. Aamiin. Para hadirin yang saya hormati. Senang sekali hati ini dapat berkumpul bersama dalam maqom yang sangat mulia yaitu majelis ilmu ini. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang “Beribadah kepada Allah harus lah dengan ikhlas”. Bapak ibu sekalian. Bukan kah kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah? Semua pasti tahu itu. Tetapi, ibadah tidak hanya sekedar ibadah. Ibdaha kepada Allah harus lah ikhlas. Apa maksudnya ikhlas dalam beribadah? Allah swt telah berfirman dalam al-Quran surat al-Bayyinah ayat 5. وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ Artinya Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang luruh benar. Para hadirin yang saya hormati. Ayat tersebut menjelaskan kepada kita beberapa hal. Pertama, Allah hanya memerintahkan makhluknya untuk beribadah hanya kepada Allah. Kedua, ibadah seseorang harus lah ikhlas, artinya bersihnya ibadah kita dari hal-hal yang dapat merusaknya. Misalnya riya dan sum’ah. Keduanya adalah diantara hal-hal yang dapat merusak amal ibadah kita. Ketiga, kita harus berpaling dari agama atau ajaran lain. Kita harus condong kepada Islam, kepada apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad yang diwarisi oleh para Ulama. Keempat, bukti ibadah kita yang ikhlas adalah melaksanakan shalat dan menunaikan zakat pada waktunya. Itu lah agama Allah. Iman yang dibuktikan dengan amal soleh yang terwujud dalam shalat, zakat, dan syariat Islam lainnya. Para hadirin yang saya hormati. Itu lah yang dapat saya sampaikan. Semoga ada manfaatnya. Akhir kata saya ucapkan maaf dan terimakasih. وَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ Sekian saja pembahasan mengenai ceramah singkat tentang ikhlas dalam beribadah. Semoga bermanfaat. Khutbah Pertamaالحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ اْلكِتَابَ. أَظْهَرَ اْلحَقَّ بِاْلحَقِّ وَأَخْزَى اْلأَحْزَابَ وَأَتَمَّ نُوْرَهُ، وَجَعَلَ كَيْدَ اْلكَافِرِيْنَ فِيْ تَبَابوَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اْلعَزِيْزِ اْلوَهَّابَ. المَلِكُ فَوْقَ كُلِّ اْلمُلُوْكِ وَرَبَّ الذَّنْبِ وَقَابِلُ التَّوْبِ شَدْيْدُ اْلعِقَابِوَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمُسْتَغْفِرُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى اْلآلِ وَاْلأَصْحَابِيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًاأمَّا بعدMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Kita sering mendengar kata ikhlas di tengah pergaulan kita sehari-hari. Misalnya, ada yang minta sumbangan kepada kita dengan nominal seikhlasnya. Yaitu sesuai kerelaan hati kata ikhlas merupakan istiah syar’i yang memiliki konsep makna merupakan perkara besar dalam agama ini. Salah satu pilar utama diterimanya suatu amal. Ikhlas tidak sama dengan kerelaan kesempatan khutbah kali ini, kita akan coba berikan gambaran agak detail tentang persoalan ikhlas dalam tinjauan syar’ Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan bahwa secara bahasa kata ikhlas itu diambil dari kata kerja أخْلَصَ – يُخْلِصُ Akhlasha–yukhlishu dengan bentuk mashdarnya إخلاصا Ikhlaashan yang berarti menjadikan sesuatu menjadi murni dan tidak tidak tercampuri sesuatu yang lainSedangkan secara syar’i, para ulama memberikan beragam definisi. Yang terpenting adalah sebagai berikutImam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Ikhlas adalah mengarahkan tujuan ketaatan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.” [Madarijus salikin 2/91]Imam Al-Jurjani berkata,”Ikhlas adalah memurnikan hati dari segala noda yang mencampuri kemurnian hati tersebut.” [At-Ta’rifat 28]Hudzaifah Al-Mura’isyi rahimahullah berkata,”Ikhlas adalah amalan seorang hamba itu sama antara yang zhahir dan batin.” [at-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran 13]Didapatkan keterangan dari Salafush Shalih sejumlah makna ikhlas, di antaranya adalahMemperuntukkan amal hanya bagi Allah Ta’ala dan tidak ada bagian untuk selain Allah dalam amal amal dari perhatian amal dari segala noda. [Madarijus salikin 91-92][i]Perintah IkhlasMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Kalau kita perhatikan dalam al-Quran dan As-Sunnah banyak terdapat ayat dan hadits yang memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berbuat ikhlas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dalam melakukan ketaatan dan menjauhi antaranya adalah sebagai berikutDalil Ikhlas Dalam Al-QuranAl-Bayyinah 5وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ -٥-Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus benar.Az-Zumar 14قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصاً لَّهُ دِينِي -١٤-Katakanlah, “Hanya Allah yang aku ibadahi dengan penuh keikhlasan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku.”Al-An’am 162-163قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ -١٦٢- لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ -١٦٣-Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri Muslim.”Al-Mulk 2الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ -٢-Yang Menciptakan mati dan hidup, untuk Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,Allah Ta’ala menjelaskan bahwa tujuan Allah menciptakan kematian dan kehidupan adalah untuk menguji manusia siapakah di antara merena yang paling baik bin Iyadh rahimahullah-ulama Tabiut tabi’in, menjelaskan makna ahsanu amalan / amalan yang paling baik sebagi berikutYaitu amalan yang paling ikhlas dan paling benar / tepat shawwab. beliau ditanya, apakah yang dimaksud dengan yang paling ikhlas dan paling benar / tepat shawwab?Beliau menjawab,”Amal itu bila ikhlas namun tidak benar maka tidak diterima. dan apabila amal itu benar namun tidak ikhlas juga tidak diterima. Sampai amal itu menjadi ikhlas dan benar. Ikhlas yaitu hanya karena Allah dan benar adalah berdasar atas sunnah.”Ibnu Taimiyah memberikan komentar terhadap penjelasan Al-Fudhail dengan mengatakan,”Hal itu merupakan realisasi firman Allah Ta’ala,فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًMaka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhan-nya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya.” [Al-Kahfi 110] [Majmu’ Fatawa 1/333]Dalil Ikhlas Dalam As SunnahHadits niat dari Umar bin Khathab radhiyallahu anhu,Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya semua amalan itu tergantung dengan niat. Dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan.” [Riwayat Al-Bukhari 1 dan Muslim 1907]Hadits riwayat At-Tirmidzi 3590 dan dihasankan oleh Al-AlbaniRasulullah ﷺ bersabda,“Tidak seorang hamba mengatakan,”Laa ilaaha illallah saja secara ikhlas kecuali dibukakan untuknya pintu-pintu langit sampai ke Arsy selama dia menjauhi dosa-dosa besar.”Hadits tentang keutamaan puasa Ramadhan secara ﷺ bersabda,”Siapa saja yang puasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 38 dan Muslim 760]Hadits tentang keutamaan qiyamullail di bulan Ramadhan secara ikhlasRasulullah ﷺ bersabda,”Siapa saja yang qiyamullail pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala maka akan dampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 2685 dan Muslim 1153][ii]Urgensi IkhlasMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Ikhlas menduduki posisi sangat penting dalam kehidupan kaum muslimin hingga sampai pada tingkatan darurat sehingga tidak seorang muslim pun kecuali membutuhkan ini sejumlah hal yang menunjukkan urgensi dari ikhlas bagi setiap Muslim sebagaimana diterangkan oleh Dr. Mahmud As-Sayyid DawudIkhlas adalah senjata yang sesuai bagi seorang Muslim dalam mengarungi pertempuran dalam kehidupan tempur Muslim dalam hidup ini banyak, yaitu perang melawan dirinya sendiri, hawa nafsu dan dunia, perang melawan setan manusia dan jin yang menghalangi antara dirinya dengan peribadahan kepada Ta’ala berfirman dalam surat Al-Fath 18لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًاPertolongan, keberhasilan, kekuasaan dan pembebasan atau turunnya ketenangan dan kebahagiaan itu karena Allah mengetahui dalam diri para sahabat tersebut terdapat iman dan merupakan jalan selamat dari riya’ dan syirik serta siksaan yang diakibatkan oleh kedua hal tersebut pada hari ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim 1905 tentang tiga orang yang pertama kali disiksa pada hari kiamat, yaitu orang berilmu atau ahli baca quran qari’, Mujahid yang gugur di medan perang dan orang yang suka berderma, karena mereka tidak merupakan salah satu syarat diterimanya akan diterima dengan dua syarat yaitu pertama harus sesuai dengan syara’. Yang kedua ikhlas mengharap ridha Allah Ta’ala. Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًMaka siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia beramal shaleh dan janganlah mensekutukan dengan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya. [Al-Kahfi 110]Ikhlas merupakan bukti bahwa Islam itu tidak hanya memperhatikan persoalan tampilan semata namun memperhatikan esensi sebagai bantahan kepada orang yang menuduh bahwa Islam hanya memperhatikan tampilan lahiriah seperti memanjangkan jenggot dan memendekkan celana. Pria muslim punya tampilan tertentu demikian pula dengan wanita tekanan pada ikhlas membantah tuduhan tersebut karena ikhlas itu perbuatan hati yang tidak ada hubungannya dengan tampilan sama sekali.[iii]Tanda-Tanda KeikhlasanMa’asyiral Muslimin rahimakumullah,Ikhlas itu memiliki tanda-tanda yang nampak pada orang-orang yang ikhlas yang telah disebutkan oleh para ulama, di antaranya adalahTidak suka suka pujian dan beramal untuk agama dalam beramal dan mengharapkan tegar dan tidak suka keras untuk menyembunyikan amal sebaik mungkin secara amal secara yang tersembunyi lebih besar dari amalan yang ini adalah tanda-tanda keikhlasan. Namun menurut Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, orang yang mempersaksikan keikhlasan dalam keikhlasan dirinya maka ikhlasnya tersebut masih membutuhkan memohon kepada Allah agar menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang ikhlas dan agar Allah mensucikan hati kita dan amal kita dari riya’ dan kemunafikan.[iv]Buah IkhlasMa’asyiral Muslimi rahimakumullah,Ikhlas memiliki faedah yang banyak dan buah yang melimpah ketika keikhlasan terwujud dalam hati seorang mukmin yang shalih. Syaikh Muhammad Shalih merinci buah-buah ikhlas dalam satu buku kecil, Al-Ikhlas, namun tidak seluruhnya bisa disampaikan di sini. Di antara buah-buah ikhlas adalahDiterimanya amalIni sebagaimana dalam hadits Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu anhu, dia berkata,”Nabi ﷺ bersabda,”Sesungguhnya Allah tidka menerima amal kecuali bila amal itu murni dan hanya mengharapkan ridha Allah dengan amal tersebut.” [Hadits riwayat An-Nasai 3140 dan dishahihkan oleh Al-Albani]Mendapatkan pahala dan mengubah kebiasaan dan perbuatan mubah menjadi ibadah yang bernilai ini sebagaimana hadits Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya tidaklah kamu menginfakkan suatu nafkah yang dengan nafkah tersebut kamu mengharapkan wajah Allah kecuali kamu diberi pahala karena nafkah tersebut hingga apa yang kamu suapkan pada mulut istrimu.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 56 dan Muslim 1628]Menjadikan amal yang kecil menjadi Ibnul Mubarak rahimahullah – seorang ulama Tabiut Tabi’in, berkata,”Bisa jadi amal kecil menjadi banyak karena niat dan bisa jadi amal besar menjadi kecil karena niat.” [Jami’ul Ulum wal Hikam 1/13]Dosa-dosanya diampuniIkhlas merupakan sebab terbesar diampuninya dosa-dosa. Ibnu Taimiyah berkata,” Satu jenis amal saja yang terkadang dilakukan oleh seseorang dengan keikhlasan dan penghambaan yang sempurna kepada Allah, maka Allah akan mengampuni sejumlah dosa-dosa dalam hadits Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma dari nabi ﷺ bahwa beliau bersabda, ”Ada salah seorang dari umatku dipanggil pada hari kiamat di hadapan seluruh manusia ketika itu. Lalu dibentangkan catatan amalnya yang berjumlah 99 lembar lembar catatan panjangnya sejauh mata memandang. Kemudian Allah bertanya kepadanya, “Apakah ada sesuatu yang engkau ingkari dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.”Allah berfirman, “Kamu tidak akan dizhalimi.” Lantas dikeluarkanlah satu bithaqah /kartu sebesar telapak tangan yang bertuliskan syahadat laa ilaha ilallah. Lalu ia bertanya, “Dimanakah letak kartu ini bersama dengan catatan amal tadi?”Lantas diletakkanlah dan kartu Laa ilaha illallah’ di satu daun timbangan mizan dan catatan amalnya di daun timbangan lainnya. Ternyata kartu bertuliskan Laa ilaaha illallah itu lebih berat daripada catatan amalnya. [Hadits riwayat At-Tirmidzi 2639 dan Ibnu Majah dishahihkan oleh Al-Hakim dan adzahabi mengatakan sesuai syarat Muslim]Ini adalah keadaan orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dan jujur sebagaimana dikatakan oleh lelaki dalam hadits ini. Kalau tidak demikian maka seluruh pelaku dosa besar yang telah masuk neraka itu juga mengucapkan Laa ilaaha illallah namun demikian, perkataan mereka itu tidak menjadikan lebih berat dibandingkan keburukan mereka sebagaimana perkataan pemilik bithaqah ini telah menjadikannya lebih berat.” [Fatawa Ibnu taimiyah 6/218-221]Mendapatkan pahala suatu amal meskipun tidak mampu ini sebagaimana dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,”Sesungguhnya ada sejumlah orang di Madinah yang berada di belakang kita maksudnya tidak ikut dalam perang di jalan Allah, tidaklah kita melewati suatu jalan setapak di gunung atau pun suatu lembah kecuali mereka bersama kita disana. mereka ditahan oleh udzur.” [Hadits riwayat Al-Bukhari 2684]dalam riwayat lain disebutkan,”Kecuali mereka itu berserikat dengan kalian dalam pahala.” [Hadits riwayat Muslim 1911]Melindungi diri dari setanHal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ -٣٩- إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ -٤٠-Ia Iblis berkata, “Tuhan-ku, oleh karena Engkau telah Memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan kejahatan terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka.” [Al-Hijr 39-40]Jadi setan tidak bisa menyesatkan orang yang membentengi diri dengan dari fitnahOrang yang ikhlas akan terlindungi dari terjerumus ke dalam lembah syahwat dan dari cakar orang-orang fasik dan fajir. Allah telah menyelamatkan Nabi Yusuf alaihis salam dari fitnah Istri Al-Aziz, gelar penguasa Mesir saat Ta’ala berfirman,وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلا أَن رَّأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاء إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ -٢٤-Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya Yusuf. Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya. Demikianlah, Kami Palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia Yusuf termasuk hamba Kami yang ikhlas. [Yusuf 24]Diberi jalan keluar dari masalah yang ini sebagaimana kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua karena tertutup batu besar di zaman sebelum umat nabi Muhammad dari ketiga orang itu kemudian bertawassul kepada Allah dengan amal shaleh mereka yang dinilai paling tulus karena Allah, agar Allah berkenan memberi jalan keluar dari masalah Allah berkenan mengabulkan permohonan mereka. Batu besar yang menutup pintu gua akhirnya bergeser dan mereka bisa keluar. Kisah ini terdapat dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari 2102 dan Muslim 2743 dari Ibnu Umar radhiyallahu اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ إِمَامُ الأَنبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُPerkataan Ulama Tentang IkhlasMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Dalam khutbah kedua ini akan kami nukilkan beberapa pandangan para ulama salaf tentang ikhlas untuk menjadi pelajaran bagi kita semua betapa ikhlas merupakan persoalan yang sangat penting bagi setiap bin Iyadh, ulama tabiut Tabi’in berkata,”Allah Azza wa Jalla menghendaki dari dirimu hanyalah tentang niatmu dan kehendakmu.”Sahl bin Abdillah At-Tustari pernah ditanya,”Apakah sesuatu yang paling berat bagi diri anda?” Dia menjawab,”ikhlas, karena jiwa ini tidak mendapatkan bagian sama sekali.”Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata,”Memurnikan niat dari segala yang merusaknya itu jauh lebih berat bagi orang-orang yang beramal daripada melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh dalam waktu yang lama.”Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,”Tidak ada sesuatu yang aku obati yang lebih sulit bagiku melebihi niyatku karena niyat tersebut berbolak-balik pada diriku.”Yusuf bin Al Husain berkata,”Sesuatu yang paling berat di dunia ini adalah ikhlas. Berapa kali aku berusaha keras untuk menghilangkan riya’ dari hatiku, namun seolah-olah ia muncul dalam warna yang lain.”Doa PenutupDemikian ini khutbah tentang ikhlas yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengakhiri khutbah اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [الأحزاب 56]فَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخَرِيْنَ وَإِمَامِ اْلمُرْسَلِيْنَ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ اْلكُفْرَ وَاْلكَافِرِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَاللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَلَى اْلحَقِّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلَامِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ، اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُاللَّهُمَّ فَرِّجْ هَمَّ اْلمَهْمُوْمِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَنَفِّثْ كُرْبَ اْلمَكْرُوْبِيْنَ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ وَاشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَى اْلمُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَاللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِيْ اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خُزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ. اللَّهُمَّ أَعِذْنَا مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، وَأَعِذْنَا مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ﴿ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴾ [البقرة 201]عباد الله ﴿ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ ﴾ [النحل 90 – 91].اُذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ اْلجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ[i] Al-Ikhlash, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Majmu’atuz Zaad lin Nasyr, 1430 H / 2009 M, hal. 7-10.[ii] Ibid, hal. 13-19.[iii] Al-Ikhlash, Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, Majmu’atuz Zaad lin Nasyr, 1430 H / 2009 M, hal. Juga Tentang Khutbah Jum’at– Khutbah Jum’at Singkat Menyentuh Hati PDF– Khutbah Jumat Takwa Kepada Allah– Khutbah Jumat Tentang Syukur 1. Khutbah Hadirin Sidang Jumat Hadirin Sidang Jumat Hadirin jamaah Jumat Rohimakumullah2. Khutbah II Ikhlas merupakan salah satu aspek diterimanya amal ibadah. Padahal hidup kita ini tidak lain adalah supaya digunakan untuk beribadah. Oleh karena itu khutbah Jumat kali ini akan membahas tentang ikhlas dalam beribadah. اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِيْ أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا ﷺ الَّذِيْ جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ خَلْقِهِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ اَشْرَفِ عِبَادِهِ. أَما بعد فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hadirin Sidang Jumat Rohimakumulloh. Pada kesempatan kali ini, di hari Jumat yang penuh berkah, tak henti-hentinya kami mengingatkan pada diri kami sendiri begitu juga hadirin sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita dengan cara istiqomah menjalankan segala perintah Allah SWT. dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah SWT. Allah SWT. telah menegaskan dalam Al-Quran akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.” Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah Status hamba merupakan status tertinggi bagi makhluk ciptaan Allah SWT. Bahkan ketika Nabi Muhammad SAW. diberi pilihan apakah ingin menjadi raja dan rasul ataukah menjadi hamba dan rasul, beliau menjawab hanya ingin menjadi hamba dan rasul. Dalam Al-Qur’an disebutkan وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ Artinya “Dan saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” QS Adz-Dzâriyât 56 Akan tetapi, dalam rangka memenuhi panggilan Allah SWT. sebagai hamba yang sejati, keikhlasan dalam beribadah merupakan harga mati yang harus tertanam dalam sanubari seorang hamba. Maka dari itu pada kesempatan khutbah Jumat kali ini, Khotib akan menyampaikan tentang pentingnya ikhlas dalam beribadah. Allah SWT. Berfirman dalam Al-Qur’an قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ Artinya “Katakanlah, Tuhanku menyuruhku untuk berlaku adil. Dan hadapkanlah wajahmu kepada Allah pada setiap shalat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.” QS al-A’raf 29 Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa dalam beribadah harus disertai dengan keikhlasan. Dalam sebuah hadist disebutkan عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ – وَفِي رِوَايَةٍ بِالنِّيَّةِ – وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ. “Dari Umar Ibn Khaththab Radiallahuanhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah Salaulahu Alaihi Wasalam bersabda Sahnya suatu amal itu tergantung dengan niatnya, dan bagi setiap orang balasannya sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah dengan niat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah dengan niat kepada keuntungan dunia yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka ia mendapatkan balasan hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut” Nilai amal seorang hamba tergantung pada niatnya, jika amal yang dilakukan diniatkan murni untuk mendapatkan ridho Allah SWT. dan Rasul-Nya maka itulah yang ia dapatkan, akan tetapi sebaliknya, jika amal yang dilakukan untuk kepentingan dunia, maka hasilnyapun akan ia dapatkan saat di dunia belaka, sementara di akhirat ia tidak akan mendapat apa-apa. Hadirin jamaah Jumat Rohimakumullah Tujuan utama beribadah adalah untuk mendapat keridhoan Allah Swt. Menyertakan niat lain seperti berangkat haji untuk mendapat panggilan pak haji, bersedekah supaya terlihat kaya dan dermawan, demikian itu dapat menghilangkan pahala ibadah, bahkan pelaku dianggap berdosa karena dua hal, menipu pandangan orang lain dengan mengatasnamakan agama atau sering disebut dengan politisasi agama dan menghina Allah Swt. sebab, ia lebih mementingkan makhluk dari pada Allah Swt. Terakhir semoga kita diberikan petunjuk dan bimbingan oleh Allah SWT. agar menjadi golongan hamba Allah yang ikhlas dalam beribadah. بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اللَّهُمَّ إِنِّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَ مِن سَيِّئِ الأَسْقَامِ. إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ​​​​​​​عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Baca juga Khutbah Jumat Haji dan Keutamaannya Subscribe juga Youtube Pondok Lirboyo Khutbah Jumat Ikhlas dalam Beribadah 4

khutbah jumat tentang ikhlas dalam beribadah